Wild thoughts (Pasal Pertama)


  1. Tuhan berpikir sebelum menciptakan.
  2. Dan tidak berpikir seperti mahkluk yang di ciptakan-Nya, karena Tuhan bisa berpikir sangat jauh dari pada sebaik-baiknya mahkluk-Nya.
  3. Pertama kali yang diciptakan Tuhan adalah pena. Dengan pena itu, Tuhan menuliskan apa yang akan diciptakan dan kejadian yang akan menimpa ciptaan-Nya. Kemudian setelah ratusan tahun, maka terjadilah apa yang dituliskan-Nya.
  4. Berawal dari Taman Surga yang memiliki keindahan melebihi ribuan keindahan yang pernah terlihat di bumi, dan ribuan kali lebih wangi dari pada wewangian terharum yang pernah dicium oleh manusia. Serta sangat terang meski tidak ada matahari sehingga tidak terasa panas dan menyilaukan. Di dalam surga, mengalir beberapa mata air yang tak pernah kering. Sedang air yang mengalir bukan terasa pahit, asin, manis, asam, atau pun hambar. Yang ada hanya kenikmatan-kenikmatan yang tak pernah dirasakan oleh lidah manusia. Hingga tidak ada keinginan untuk berhenti meminumnya. Dan semua yang ada di surga tak akan ada di dunia selain setetes diantara samudra.
  5. Bila menatap ke atas, tak akan terlihat langit karena yang ada hanya keindahan, terletak pada surga yang lebih tinggi. Dan yang tertinggi adalah arsy yang di singgahi oleh Tuhan. Dan arsy itu tidak ada yang bisa mengukur selain yang memilikinya.
  6. Kemudian Tuhan Maha Mengetahui di setiap biji-bijian dan setiap waktu yang berjalan. Serta Tuhan Maha Memiliki segalanya.
  7. Setiap amal ibadah tergantung niatnya, dan Tuhan lebih mendengarkan hati dari pada lidah.

19 Syawal 1429

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

30 September 2010

30 September 2010 (part 1)

25 September 2010
Terdengar sebuah mobil mewah masuk ke dalam pelataran rumah mewah. Dengan di kawal beberapa ajudan seorang petinggi negara mulai memasuki rumah, dan ketika akan masuk ke sebuah ruangan tempat orang-orang berkumpul, petinggi itu memberikan isyarat kepada para pengawalnya untuk menunggunya di luar ruangan.

ORang yang baru masuk itu, memberi salam kepada mereka yang telah ada di dalam ruangan. Seseorang menyambutnya dan mempersilahkannya," Pak Wiyoko silahkan duduk. Kami sudah menunggu Anda. Perkenalkan ini Iptu Hendro, kepala kepolisian wilayah kita, yang akan mencoba membantu Anda".

Orang yang di panggil Wiyoko menyahut," Terima kasih atas kehadiran Bapak-Bapak di sini. Saya merasa tidak sendirian sekarang dalam menghadapi kasus yang menimpa saya. Saya berharap, tuduhan yang dilayangkan kepada saya tidak mendapatkan hukuman yang berat. Kalau bisa, malah saya di bebaskan".

Orang yang memperkenalkan Iptu Hendro adalah seorang pengacara profesional yang sering menangani kasus para pejabat tinggi negara, ia bernama Muhtadi. Pengacara itu menyambung perkataan Wiyoko," Kalau bebas, saya kira itu tidak mungkin. Karena beberapa saksi telah memberatkan Anda dalam kasus ini. Apalagi bukti yang baru saja di dapatkan penyidik benar-benar membuat Anda skak mat. Ditambahkan lagi, saya ini masyarakat menunggu perkembangan kasus Anda".

Wiyoko menyahut dengan sedikit sinis," Ya, iya saya tahu itu. Tapi setidaknya saya tidak mendapatkan hukuman berat. Saya sedang butuh pengalihan pemberitaan media massa agar mereka tidak terlalu mengekspose kasus saya".

Iptu Hendro yang sedari tadidiam mengamati pembicaraan, mulai membuka mulutnya," Pak Wiyoko, untuk mengalihkan media massa, baru-baru ini ada kasus yang mungkin bisa membuat media massa sedikit berkurang dalam mengekspose kasus Anda. Yaitu kasus tentang skandal artis yang sedang booming. Kalau itu masih belum bisa mengalihkan, kita akan mencoba membuat drama 'Keberhasilan Densus 88".

Ternyata Wiyoko masih belum paham dengan baik, dia mencoba bertanya," Maksud dari drama 'Keberhasilan Densus' itu gimana? saya masih belum mengerti."

Iptu Hendro menyambung lagi," Kemarin Densus 88 telah berhasil melumpuhkan 3 orang teroris. Kali ini saya akan membuat seolah Densus berhasil menggagalkan bom bunuh diri yang ditujukan ke gedung Senayan. Saya hanya tinggal mencari 'pengantinnya' dan menyuruhnya pergi ke Senayan".

Wiyoko mengerti dan mengangguk tanpa mengeluarkan sepatah kata. Kemudian Muhtadi, si pengacara mulai memberikan arahan kepada Wiyoko cara menjawab pertanyaan-pertanyaan penyidik nanti. Di dalam ruangan itu masih terdengar perbincangan-perbincangan yang sesekali ditambah dengan suara tawa.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS