Kerinduan (lagi) 1

Adegan 1
Prolog
Tak ada cinta, yang tak terbagi,
tak ada cinta satu.
Tak ada rindu, yang tak terbagi,
tak ada rindu satu.
Semua cinta korupsi, semua cinta kolusi, dan semua juga cinta negeri ini.
Semua rindu jabatan, semua rindu kekuasaan, dan semua rindu keadilan.
Kemana lagi harus berlari, bila jalan menikung terjal,
Kemana harus mencari bila terang tak menunjukan.

(Lampu menyala. Seting kantor) Dua orang sedang berdialog berhadapan. Satu adalah pejabat pemerintahan dan satunya lagi adalah seorang pengusaha.

Pengusaha
Selamat, atas terlantiknya Bapak pada jabatan ini. Saya doakan agar semua lancar dan saya harap Bapak mengerti orang yang di bawah Bapak seperti saya ini.
Pejabat
Terima kasih. Hal ini tentu tidak akan terjadi tanpa dukungan saudara pula. Dan tentu saya tidak akan melupakan jasa-jasa Saudara. Apalagi Saudara telah berperan aktif mendukung kampanye saya.
Keduanya lalu tertawa.
Pengusaha
Pak, sebelumnya saya minta maaf.
Pejabat
Ada apa?
Pengusaha
Kalau boleh tahu, jadwal kerja Bapak seperti apa?
Pejabat
Yang pertama tentu seperti yang pernah saya kampanyekan dulu, yaitu peninjauan ke pasar-pasar tradisional untuk sidak harga sembako.
Pengusaha
Sekali lagi minta maaf ya Pak. Kapan kunjungan Bapak ke pabrik saya?
Pejabat
Oh, soal itu, Saya usahakan secepatnya bisa ke sana. Karena selain itu adalah tugas, saya juga suka dengan batik.
Pengusaha
Wah, bagus itu Pak. Nanti akan saya berikan batik terbaik dari pabrik saya.
Pejabat
Ah, Saudara tidak usah begitu. Sebenarnya, istri saya lebih menyukai batik dari pada saya.
Pengusaha
Itu masalah gampang Pak. Batik buat Ibu saya juga punya koleksi terbaik. Anda bisa membawakannya untuk Ibu.
Pejabat
Saudara tidak perlu repot seperti itu. Tapi sebelumnya, saya berterima kasih dulu. Karena istri saya sangat suka sekali dengan batik. Beliau punya koleksi batik dari beberapa daerah, seperti Pekalongan, Solo, Tuban, bahkan Madura juga punya.
Pengusaha
Brarti Ibu sangat mengerti batik ya Pak.
Pejabat
Bisa di katakan seperti itu.
Pengusaha
Baiklah Pak. Saya kira sampai di sini dulu perbincanga kita kali ini. Saya sangat menikmati kunjungan saya ini.
Pejabat.
Iya. saya juga berterima kasih, Saudara mau mampir ke kantor saya. Untuk masalah kunjungan saya ke pabrik Saudara, akan di beritahukan nanti oleh sekretaris saya. Dan sekali lagi saya ucapkan terima kasih.

Keduanya berdiri, lalu berjabat tangan. Pengusaha keluar panggung. Lampu mulai redup dan mati.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan Anda tinggalkan komentar Anda di sini, saya akan secepatnya menanggapi komentar Anda. Terima kasih.