asing

Peluh, jatuh sendiri,
meresap jauh ke inti bumi,
diam dan menguap,
hilang.

Kaki-kaki masih menderu,
diantara kerikil kecil,
tak terhiraukan,
dan berdebu,
terasing meski dekat sekali,
apa tak terasakan?

Pintu berpagar besi,
anjing-anjing julurkan lidah,
jilat sana dan juga ini,
aku tak seperti mereka.

Paciran,03112011

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Asriani BAB 2

BAB 1
Pemuda terduduk termenung di atas batu dingin diselimuti kelam. Memikirkan gadis yang dijumpai, ternyata buatnya sesak bernafas, jantung deras mendera, rasa malu dan ingin tahu, terpecahkan saat itu. Galau tapi rindu, ingin sekali saja bercengkrama dan utarakan keinginanya.

Selang di malam yang sama, jauh dari sang pemuda, menuju ke rumah gadis yang dipikirkannya, dan dia bukanlah gadis lajang, karena yang di sangka ayah oleh pemuda ternyata adalah suami sang gadis. Meski perbedaan usia mereka lebih mirip ayah dan anak, namun kenyataannya tidak demikian. Bila sang pemuda tahu, tentu tak terkirakan betapa remuk cinta yang baru tumbuh itu.

Asriani adalah nama gadis yang menjadi perenungan batin sang pemuda yang bernama Hasan itu. Dan terdengar dari bilik Asriani,"Asri, kemarilah. Naik ke sini". Maka menurutlah Asri pada perintah suaminya itu. Disandarkan kepala Asri pada tubuh sang suami. Sang suami perlahan mencium rambut, kening, kemudian bibir keduanya pun bertemu. Udara dalam kamar itu pun mulai terasa pengap. Keduanya mulai bercampur dalam nafsu yang tak terbendung. Saling meraba dan saling merasa. Keduanya mulai bergerak dalam nafas seirama.

Tanpa terasa keduanya telah melucuti pakaian dan mulai memporak-porandakan kamar dengan gerak mereka. Tubuh yang terus saling bergesekan semakin terasa panas. Tempo terbangun dengan makin cepat seakan terus saling mengalahkan. Nafas yang makin tersengal dan sedikit rintihan menjadi nyanyian. Dan akhirnya, mereka telah mencapai tujuan dalam satu tarikan nafas yang panjang.

Jauh dari kamar gairah, masih di bawah bulan yang bersinar, Hasan masih termenung memikirkan gadis itu. Bisakah aku mengenalnya? Bagaimana caranya? Selalu tiu saja yang muncul dari pikiran Hasan. Tak tahu bahwa gadis itu bukanlah gadis remaja, melainkan istri dari seseorang.

Sungguh malang bagi mereka yang merasakan cinta tanpa disambut dengan cinta yang diharapkannya. Ingin protes pada Tuhan? Tentu Tuhan lebih tahu apa yang kamu butuhkan dari pada kamu sendiri.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

tukar link

Bila Anda ingin tukar link dengan Blog ini, silahkan 'copy-paste' kode HTML dibawah ini :



Kode diatas untuk di pasang pada widget 'HTML/JavaScript' blog Anda. Bila Anda ingin memasang dengan widget blogroll silahkan ikuti petunjuk di bawah ini :

Judul isi dengan : TUKAR LINK
URL Situs Baru isi dengan : http://bukudankarya.blogspot.com/
Nama Situs Baru isi dengan : Buku dan Karya
Kemudian klik kotak 'TAMBAHKAN TAUTAN' dan silahkan Anda simpan.

Bila Anda telah meyimpan link blog saya silahkan isi
form ini dan saya akan sesegera mungkin membalas pesan Anda.

Terima kasih telah bersedia tukar link dengan blog ini.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Marhaban Ya Ramadhan

Ramadhan,
adalah hadiah-Mu,
entah dengan apa aku bisa membalasnya,
termenung dan berserah kepada-Mu,
tentu tidak cukup,
karena bukan itu.

Ya Ramadhan,
ini adalah pensucian,
tak peduli hati dan perawakan,
dan aku hanyalah hamba-Mu,
berdo'a dengan berharap,
sucikan aku,
Ya Allah.

Marhaban ya Ramadhan,
jadikanlah aku golongan dari hamba-Nya,
Ya Allah,
ijinkanlah aku mentasbhihkan nama-Mu,
hingga usai Ramadhan,
ijinkanlah aku menyayat dosa dengan do'a,
simpuhku adalah jaminanku.

Selamat datang Ramadhan.

Ya Allah,
ijinkan aku datang,
dalam damai taman-Mu.

Paciran,120909

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Lingkar Pena Kaltim, Forum.2000."Salsa Tersayang;kumpulan cerpen",Asy-Syamil Press&Grafika;Bandung.

'Salsa Tersayang' nama buku yang diambil dari salah satu judul cerpen karya Muthi' Masfu'ah yang ada dalam buku ini. Buku ini merupakankumpuln cerpen dari beberapa penulis muda yang berasal dari Kalimantan Timur yang tergabung dalam 'Forum Lingkar Pena' wilayah Kalimantan Timur. Forum lingkar pena merupakan salah satu wadah untuk para penulis yang ingin menumbuhkembangkan kemampuan anggotanya untuk berkarya dalam tulisan. Forum Lingkar Pena ini juga tersebar hampir di seluruh wilayah propinsi Indonesia.

'Salsa Tersayang' berisi sebelas cerpen yaitu :
1. Salsa Tersayang karya Muthi' Masfu'ah
2. Sepatu-Sepatu Rani karya Vonny Stricta Carmelia
3. Episode Sebuah Kehidupan karya Dian Ikawati
4. Abak karya Rizka Aziza Darwis
5. Salah Jalan karya Muthi' Masfu'ah
6. Anugerah Terindah karya Dian Ikawati
7. Hantu Kuyang karya Muthi' Masfu'ah
8. Bersemi Kembali karya Dian Ikawati
9. Rheina karya Vonny Stricta Carmelia
10. Pesona Sebuah Persahabatan karya Muthi' Masfu'ah
11. Mayka, Mayka karya Dian Ikawati

Buku ini adalah buku pertama yang dihasilkan oleh salah satu cabang Forum Lingkar Pena. Cerpen-cerpen dalam buku ini memilih tema fiksi remaja yang penuh dengan hal-hal yang sangat imajinatif seorang remaja. Bercerita tentang perjalanan imajiner para penulis yang merupakan seseorang yang taat dan religius. Hal ini terlihat sangat jelas pada setiap cerpennya. Meski didalam cerpen ini bernilai dakwah namun masih kurang dalam hal penyajiannya.

Penulis sangat paham , bahwa cerpennya adalah sebuah fiksi, jadi hal-hal yang jarang sekali di dapat di kehidupan nyata diangkatnya dalam cerpen mereka. Sehingga para pembaca bisa menyimpulkan bahwa keajaiban itu ada hanya dalam cerita fiksi. Inilah yang jadi kelemahan buku ini.

Tapi bukan berarti buku ini harus dijauhi atau tidak di baca, karena didalamnya terdapat nilai-nilai moral positif yang bisa diterapkan dalam kehidupan nyata. Yang menarik dari buku ini adalah bahasa yang ringan dan tokoh-tokoh di dalam cerpen yang menggambarkan seseorang yang taat.

Setiap buku punya kekuatan dan kelemahan, tapi yang terpenting jangan berhenti membaca hanya karena bukunya kurang berkualitas., karena apa pun yang kita baca sedikit banyak akan memberikan pengalaman imajiner kepada kita. Dan banyak orang besar yang berawal dari imajinasi yang besar pula.

Jadi Selamat Membaca.........!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tiup Lentera Part 2

Part 1
ADEGAN III
(Ibu duduk termenung, kemudian lelaki masuk dan membuka tudung makanan di meja)
Lelaki : "Kosong? Tidak masak Bu?" (melihat Ibu)
Ibu : (Kaget) " Ha? Apa?"
Lelaki : "Ibu kenapa?"
Ibu : "Ayahmu, sudah tidak pernah kirim uang lagi selama 6 bulan ini."
Lelaki : (Bingung,kaget) "Mulai sekarang, Ibu tidak perlu memakai perhiasan emas dan permata. Kita sudah tidak membutuhkannya lagi. Jual semua Bu."
Ibu : "Ibu sudah menjualnya, bahkan tv, meja, lemari, juga sertifikat rumah ini sudah Ibu gadaikan. Ibu gunakan untuk makan, bayar sekolahmu, bayar buku-bukumu, dan kesenangan-kesenanganmu."
Lelaki : "Keparat lelaki itu"
Ibu : "Kamu adalah anaknya."
Lelaki : "Aaarrrgghh...."

(kemudian perempuan sang kekasih lelaki masuk menghampiri lelaki)

Perempuan : "Aku ingin bicara."
Lelaki : "Tentang apa?"
Perempuan : "Kita." (mengelus perutnya) "Disini ada anakmu 3 bulan."
Lelaki : (Kaget) "Apa? Goblok! Apa yang sudah aku lakukan? Aaarrrggghhh.........!"

(Lighting mati)

ADEGAN IV
(Lighting menyinari ibu di sudut panggung perlahan. Ibu termenung, sesekali terlihat menangis. Di sudut panggung yang lain, ayah dan perempuan si istri muda terlihat sedang bercanda. Di tengah panggung lelaki gelisah dan perempuannnya menatap dengan tajam, marah, dan bimbang)

Ibu : (Melihat lelaki) "Ayahmu........"
Ayah : (Melihat lelaki) "Pergi!!!"
Perempuan : (Melihat lelaki) "Anakmu....."

(Dialog di ulang-ulang hingga lelaki di puncak kegelisahannya)

Lelaki : "Aaarrghh.... Diam.... Inikah kehidupan kita? Kemiskinana yang membawa kita dalam kelam? Semua harta terjual demi makan dan sekolah? Parahnya, harta juga hilang demi kesenangan-kesenangan. Kemiskinan juga tidak bisa berikan aku kondom. Inikah derita jadi miskin? bukankah miskin dan kaya adalah pilihan? Bisakah aku memilih sekali lagi?"

Epilog : "Celoteh protes atas nasib,
bukan pertama dan sekali,
Tuhan telah mendengarnya,
sejak mereka diciptakan,
lupakah mereka atas larangan-Nya?,
banyakkah kesenangan yang mereka lewati?,
mereka hanya seonggok daging berbalut kulit,
lahirkan masalah mereka sendiri,
menutup pintu yang terbuka,
membuka hitam di luar cahaya,
manusia sengsara,
bukan karena miskin atau kaya,
itulah pilihan mereka."

#SELESAI#

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tiup Lentera Part 1

ADEGAN I
Prolog : Dari kaki bukit berkabut kelam,
turun deras hingga ke ujung sungai,
mata terbelalak karena muram,
berhenti sejenak, berpikir,
dimana ombak padi menguning,
mengapa tumbuh pabrik tinggi,
sudahlah, pagi harus menjadi siang,
tak perlu menjadi merah matamu,
sekarang jagung juga sudah jadi gedung,
nyanyian dan tarian duka,
juga tak beringsut dari tubuh para petani,
serta kuli,
dan juga teman miskin mereka.

(lighting mulai menyala dengan pelan, terlihat seorang lelaki menuruni tangga, matanya melihat sekitar, ditangannya ada kertas skenario, dan sedang dibacanya)

Lelaki : "Aku adalah lelaki. Meski otot tak dari besi, namun lidahku bisa hancurkan baja. Aku sekedar lelaki, tak bertulang karang, tapi hatiku tegas pegang demokrasi. Ini bukan tentang negara dan kemerdekaannya, tapi hanya tentang aku adalah lelaki.
(diulang-ulang hingga sampai rumah)

(Di rumah itu ada seorang ibu sedang menangis pelan)

Lelaki : (Terkejut)" Ada apa Bu?"
Ibu : (Melihat ke arah lelaki) "Ayahmu...." (terputus dan menangis) "...disana...." (menunjuk ke sebuah rumah)

(Lelaki keluar dan melihat rumah yang ditunjuk ibunya dan di dapatinya keramaian dan sang ayah telah menikahi istri yang baru)

Lelaki : "Ayah!!!" (membentak)
(Yang di panggilnya ayah terlihat kaget dan melihat ke arah lelaki dengan tajam)
Ayah : (membalas membentak) "Pulang!!")
Lelaki : "Gila!" (kembali masuk kedalam rumah)

(Lighting mulai redup tapi isakan tangis sang ibu masih terdengar sesenggukan, hingga lighting menjadi gelap)

Lelaki : " Aaaarrrrggghhhh.....................
perbuatan karena nafsu,
perbudakan akan hasrat,
kesenangan semata duniawi,
bukan pertarungan hidup yang di isukan,
tapi, mengapa semua menjadi berantakan,
mana hatimu, hai manusia?"

ADEGAN II
(Masuk lelaki dan perempuan terlihat sedang melakukan kesenangan-kesenangan mereka)
Perempuan : "Mengapa kamu mengajakku keluar? Bukankah pestannya belum selesai?"
Lelaki : "Aku sudah puas dengan kebisingan mereka aku hanya ingin berpesta denganmu kali ini. Apakah kamu siap denganku?"
Perempuan : "Kapanpun kamu inginkan, aku akan selalu ada untukmu."
Lelaki : (Membelai wajah dan rambut perempuan) "Aku ingin bacakan puisi."
Perempuan : "Baiklah, aku dengarkan"
Lelaki : "Kuda hitam binal menjulurkan lidahnya,
bukan lelah, bukan nafas tersengal,
ingin buktikan kepada anjing-anjing,
aku juga punya lidah ini,
lalu menerjang pintu,
lewati pagar-pagar berduri,
taklukan kelam malam menanarkan mata,
aku tidak lahir dari sini dan ini,
tapi kenapa jaring-jaring merekat erat,
menjebak, mengikat, mengurung,
tak bisa melihat harus kemana,
aku kuda hitam binal,
aku bukan kamu anjing."
Perempuan : (memeluk tubuh lelaki seolah ingin menenangkannya, dan tersenyum)

(Kemudian keduanya mulai terbawa nafsu dan masuk ke dalam siluet yang mneyembunyikan kedua tubuh mereka yang semakin mesum)
Part 2

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Alhamdulillah

Tak seperti cahaya,
mentari rembulan,
dan bintang,
hadirnya nur milik-Mu,
jauh dari semua itu,
bukan menerangi mereka,
yang hanya bermata,
tapi jua,
nurani buta,
tetap melihatnya.

Nafas Engkau pinjamkan,
tuk kami mendengar,
melihat bijaksana,
dan menghidupkannya.

Puji pada-Mu,
melampaui batas waktu,
hati tunduk,
sembah sujud,
hamba yang hidup.

Ya Allah,
kabut waktu,
tak biaskan ada-Mu,
hangatnya harta,
tak gantikan nama-Mu.

Alhamdulillahi Robbil 'Alamin.

Paciran,120909

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Aku Harus Milikimu

Matahri tak pernah suram,
untuk mengindahi bumi,
berjuntai cahaya merangkul dedaunan,
menyegarkan embun di ujung daun,
sungguh indah Tuhan menciptakan alam.

Keanggunan wanita begitu menyenangkan,
kehebatan manusia begitu menakjubkan,
dan segala kehidupan harmonis yang diagungkan,
serta di sanalah letak kenikmatan Tuhan.

Tapi,
bila semua itu diberikan kepadaku,
dan ditukarkan denganmu,
tentu aku akn menolak tanpa memikirkannya,
karena dirimu lebih indah dari semesta,
karena dirimu adalah kenikmatan surga.

Dan bila dirimu bukan dipilihkan untukku,
aku tetap mengharapkanmu,
bila dirimu bukan ditakdirkan untukku,
aku tetap menginginkanmu,
karena aku harus milikimu.

Paciran,08032009

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

selingkuh saja

deru detak jantung,

cepat berirama amarah,

gelisah, ingin lepas dan sudah,

terjang segala dinding tak bertuan hingga bebas.

ingin akhiri dengamu,

meski aku anjing penjaga tuan,

aku tak kuat bila harus setia denganmu,

terlalu tersiksa,

terbungkus kepompong mati,

hanya terlihat riak sungai yang tenang.

puas?

semua kesalahan yang kamu berikan,

aku tak menyesal, makin menjungkal,

buka pintu itu,

kita berpisah saja,

aku tega kamu tega,

tak usah ada peluk resah,

biar gelisah selubungi jalan kita.

aaaaaarrrrrrrgggghhhhhhh..................

Paciran, 26 Mei 2011

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Djaya, Sjuman.2003."AKU: berdasarkan perjalanan hidup dan karya penyair Chairil Anwar". Metafor; Jakarta.



Buku ini merupakan salah satu karya Sjuman Djaya yang menjadi masterpiece. Pertama kali buku ini diterbitkan oleh PT Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 1987. Kemudian cetakan kedua diterbitkan oleh PT Metafor Intermedia Indonesia, Jakarta, Agustus 2003. Cetakan ketiga dan keempat di bulan Oktober 2003, sedngkan cetakan kelima dan keenam di bulan Desember2003. Jarak waktu cetakan kedua hingga keenam sangat dekat hal ini menunjukan bahwa pada tahun itu buku ini menjadi best seller. Hal ini kemungkinan besar di pengaruhi karena buku ini menjadi ikon di dalam sebuah film "Ada Apa Dengan Cinta", sehingga para penikmat film ini mulai mengenal buku ini. Karena film tersebut menjadi sebuah film yang konvensional dan sangat booming, maka banyak penikmat film penasaran dengan buku ini.

"AKU: berdasarkan perjalan hidup dan karya penyair Chairil Anwar" merupakan skenario yang ingin difilmkan oleh Sjuman Djaya (penulis sekaligus sutradara). Namun skenario ini bila difilmkan akan menjadi sebuah film yang tak pernah bisa dinikmati, karena alurnya yang terlihat 'tergesa-gesa'. Maka sudah tepat skenario ini dijadikan sebuah buku, karena kekuatan ceritanya terletak pada tiap kata yang tertulis, bukan terletak pada dialog-dialognya.

"Sebuah studio yang memadai saja tidak akan mungkin ia dapatkan, karena memang tak ada di negeri ini. Oleh karena itu, ia menulis skenario ini dalam gaya yang tumbuh dari kesadaran akan miskinnya fasilitas yang bakal ia hadapi. Tetapi betapapun ia lebih menggeluti alam pikiran dan alam kejiwaan sang penyair daripada alam jasmani kehidupannya, toh, Sjuman tetap mempertegas gambaran bahwajalan hidup dan ungkapan seni sang penyair selalu kontekstual dengan masyarakat pada zamannya", (Pengantar : Rendra, Depok, 1987).

Sesuai dengan judul, buku ini menceritakan tentang perjalanan hidup Chairil Anwar di tahun 1940-1950 dan dilukiskan oleh Sjuman Djayadengan semangat kehidupan di masa itu. Konflik yang terjadi begitu rumit karena permasalahan-permasalahan yang ada selalu berkaitan. Inilah yang menjadi kekuatan buku ini. Disini kita diajarkan, bagaimana mencari diri sendiri, meletakan diri, menunjukan hasrat, dan bangga dengan kehidupan yang kita miliki. Bila Anda membaca buku iuni, maka Anda akandibawa kesebuah kehidupan di masa-masa penjajahan Jepang pada Indonesia.

Itulah pengamatan saya pada buku " AKU : berdasarkan perjalanan hidup dan karya penyair Chairil Anwar". Dan selamat membaca!!!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Do'a Setan Di Bulan Ramadhan

Ya Allah,
mengapa Engkau jadikan,
setahun sebelas bulan,
untuk kami?,
sedang hamba-hamba lain,
dua belas bulan setahun.
inikah keadilan-Mu?

Ya Allah,
ijinkanlah kami,
menyelimuti manusia hina,
dengan butiran cinta,
karena aku adalah kekasihnya.

Ya Allah,
jadikanlah siang seperti perisai,
dan malam adalah pedang,
kan ku lindungi kemunafikan,
serta ku potong leher keimanan.

Ya Allah,
bila kami terlalu meminta,
biarkanlah,
karena kepada-Mu,
sebaik-baiknya tempat meminta.

Ya Allah,
kami tahu Engkau Maha Mendengar,
maka wujudnyatakanlah,
do'a kami.

Amien.

Paciran,120909


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Asriani BAB 1

BAB 1

Seorang pemuda duduk di bawah temaram rembulan dengan tangis mendera. Kemudian rintihan-rintihan panjang terdengar dibisikan ke dalam nurani alam.

"Telah lama aku terdiam tentang perasaanku yang aku pahami sebagai cinta. Mencoba menidurlelapkan setiap nafas rindu sehingga menjadi keharuan serta tangisan jiwa. Setiap gelombang cemburu menerjang menjadi luka, aku mencoba tegar dengan segala kepatuhan akan kehidupan bernorma. Mungkin ketulusan cinta akan begitu berarti bila kebebasan mengungkap tabir biru di hati.

"Bila sisa tangis menjadi begitu sangat berarti dihidupku, kenapa aku tak pernah mencoba untuk lepas dari ketergantungan ini. Aku tak ingin kesedihan adalah selimut ditiap tidur malamku. Aku ingin mencoba, tapi hati menjadi begitu kecil, menciut dalam kebimbangan yang tak pernah aku mengerti. Aku selalu terluka pada kedaan seperti ini.

"Aku mencintai seorang wanita yang mengusik dan menyayat hati bila aku merindu inginkan pandangi wajahnya. Kenapa aku harus mencinta bila kebodohan untuk mengungkapkan menjadi benteng yang kokoh dan memenjarakan rasa? Aku terus melangkah tanpa ketahui ujung dan arah kemana untuk aku singgahi. Bila aku daun, maka aku adalah yang kering terbuang lesu, terhempas angin, dan menghilang tanpa bekas.

"Dalam kejauhan pikiran, aku memahami tentang ketidakabadian yang akan kekal dalam hidup di dunia ini. Semua akan termakan waktu yang selalu berjalan atas kehendak Sang Kuasa. Oh Tuhan, betapa rapuhnya nyali ini, sehingga tak sanggup menahan belain cinta yang seharusnya begitu lembut. Tolonglah aku untuk merajut semua keberanian ungkapkan keinginan memilikinya.

"Pernah aku kaburkan keinginan, tapi membuat hatiku makin jelas melihat manis ayunya. Kapan harus berakhir untaian kegelisahan ini?

"Dari ribuan hari yang telah aku lalui, tak pernah aku meraskan sejuknya melihat wanita yang sedang bercanda dengan teman sebayanya. Entah, segala tingkah lakunya seakan memanggil batinku untuk terus memandang dan menikmati keadaan itu. Tanpa sadar aku berdo'a untuk bisa mengenalnya, dan berbagi tawa yang sempurna. Tapi tiba-tiba niatku luruh ketika melihat sesosok orang tua yang dengan kasar menyuruhnya meninggalkan keramaian bersama temannya. Bahkan teman-teman wanita itu di usir bagaikan ayam yang mengotori taman.

"Setengah tak mengerti, tapi aku yakin keadaan yang seperti itu akan membuat hati semua orang tersakiti. Mengapa ayah dari wanita yang menghabiskan waktuku untuk memandangnya punyai seorang ayah bertabiat buruk.

"Aku terus belajar untuk mendekatinya, dan hampir tak ada sela untuk menjadi kesempatanku. Hanya keajaiban dari Tuhan yang bisa menolongku saat ini. Iya, hanya itu yang bisa aku harapkan.

"Ternyata harapan-harapanku tak pernah menjadi kenyataan hanya menjadi kepahitan yang tak bisa aku telan bahkan hampir memuntahkan seluruh isi jiwaku yang selalu terbelenggu dengan kesendirian. Setiap waktu terlewati dengan segala penyesalan hidup yang tak berhenti.

"Dan sekarang aku hanya berharap bisa melupakan semua yang pernah aku rasakan dengan kenangan tentang gadis itu. Gadis yang selalu termenung di atas cendela yang megah namun yang memenjarakannya. Aku harus berani menghadapi rintihan-rintihan yang akan selalu menerjangku di tiap malam-malam yang menaungi. Aku harus perjuangkan semua agar aku selalu kuat dan akhirnya bisa melupakannya. Maafkan aku wahai gadis yang termenung di cendela, karena aku telah mencintaimu dengan diam-diam".

Dan sang pemuda yang bernama Hasan itu terlelap diasuhan malam. Setelah semua yang dilalui cukup melelahkan batinnya, saat ini biarkan dirinya dibelai hangatnya udara malam dan biarkan mimpi-mimpi menjadikan pendewasaan yang harus dilalui. Bila malam ini dia perdengarkan rintihan-rintihan yang memilukan, maka do'akanlah dia esok menjadi lebih baik.

Hasan bukanlah pemuda yang belajar dari rasa manja dan diasuh dari kegelimangan harta, melainkan kepalan tangan-tangan baja yang tak pernah letih dari hari ke hari mencari sesuap nasi yang menimangnya setiap hari. Maka tak heran bila sebuah apel adalah makanan termahal yang pernah dijejalkan ke dalam perutnya. Tak heran pula bila tumpukan-tumpukan kayu bakar yang selalu menyelimuti tidur dan mimpinya.

Tapi bukan berarti semua bentuk keterbatasannya menjadi alasan untuk menghentikannya berangan dan bercita-cita. Bukan hal mustahil, bila cita-citanya menjadi seorang pedagang kayu terkaya di sebuah desa menjadi nyata, karena dia telah berguru pada orang yang tepat. Guru yang mampu membuat semua orang berkepala seorang insinyur meski tak berijasah. Guru yang iba karena melihat kegigihan Hasan dalam menimba ilmu yang tak pernah letih ini mengajarkan banyak hal tentang hidup.

Hasan adalah kebaikan, maka biarkanlah dia melakukan hal-hal yang baik dan biarkanlah mata kita memandangnya dengan baik.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Perasaan Gila

Berjalan gagah,
layak tak punya salah,
menghempas,
menerjang, membuang,
terus diam.

Diantara tirani,
buta tak mendengar,
meski terlanjur,
tak perlu jujur,
diam itu emas.

Diam itu nyawa.

Arungi sepanjang mungkin,
kelembutan amunisi,
desing memeka,
tak surut nyali kecil.

Hanya diam.

Bukan ketakutan akan akhir,
tapi hidup sedikit lama,
adalah alasan tepat.

Diam.

Kemmudian saat semua terlelap,
kejutkan,
dengan jerit kesakitan,
teriak "kenapa?
malam begitu hening?".

Inilah saat-saat untuk menjadi gila.

Paciran,061009

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Senyum Tuhan

Simpan senyum untukku,
agar nanti aku bisikan pada hujan siang hari,
mengirimkan salam dari Tuhan.

Aku tahu,
kau akan berkata,
" Tunjukan padaku, tentang senyum Tuhan,
untukku.."

Aku tunjukan....
lihatlah daun saat masih ada yang hijau,
itulah senyum Tuhan,
lihatlah air bila masih suci,
itulah senyum Tuhan,
lihatlah matahari terbit dari timur,
itulah senyum Tuhan,
lihatlah burung yang terbang,
itulah senyum Tuhan.

Lihatlah,
Tuhan selalu tersenyum.
okt,2004

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

mawar hitam

Aku masih mendengar tangisan istriku di lorong rumah. Kemudian dengan setengah berteriak dia berkata," Kamu berbohong kepadaku. Ini bukan tentang mawar hitam yang sering kamu ceritakan. Kamu sudah mengenalnya sebelum kita pindah kesini, kemudian tinggal cari alasan untuk mendekatinya. Kamu berhasil berbohong padaku. Kamu berhasil".

Ah, aku mengerti sekarang. Ini tentang mawar hitam yang dulu memang telah aku lihat di ujung gang itu, dan kemudian menghilang begitu saja. Tapi aku tidak bisa terima tentang tuduhan perselingkuhan yang tidak pernah aku lakukan. Apakah ini setimpal dengan keberadaan mawar hitam yang aku lihat? Tapi mungkin ini tak setimpal dengan itu.

Kemudian suasana menjadi hening seolah-olah malaikat sedang melintas diantara kami. Dan aku masih merajut perenungan yang semakin semrawut. Apakah mawar hitam adalah suatu pertanda bahwa aku akan mengalami persoalan yang sebenarnya tidak pernah aku lakukan. Entahlah, tapi itulah kehidupan. Dan aku biarkan semua berlalu diantara malam-malam kami. biarkan sermuanya berjalan atas kehendak Yang Maha Kuasa, dan atas do'a-do'a di malam hariku.
* * *

Sudah dua hari ini aku melihat-lihat rumah kontrakan baruku, berharap semua akan lebih baik dari yang dulu. kalau soal kondisi rumah jelas kontrakan baru ini lebih bagus, bisa lebih di bilang rumah daripada yang dulu. Di sini lebih banyak cendela yang bisa sebagai jalan keluar masuknya udara. Memiliki dua kamar, dan satu kamar mandi yang terletak di belakang rumah. Apalagi bagian belakang rumah ada sebidang tanah yang memungkinkan untuk ditanami. Pasti istriku tak akan pernah menolak untuk tinggal di sini.

Di hari ketiga aku mulai pindahan setelah urusan dengan pemilik rumah telah selesai. mulai pagi sampai sore semua barang-barang dari tempat kontrakan lama telah pindah ke kontrakan baru. Tinggal acara selamatan yang rerncananya baru esok harinya aku dan istriku kerjakan. Hari ini sudah menguras habis tenaga kami.

Sesaat aku melamun, seakan-akan udara membawa pergi pikiranku dan aku pun merasa kosong. tiba-tiba saja aku terpikirkan tentang mawar hitam yang berada di ujung gang komplek rumah ini. Baru sekali ini aku menjumpai mawar liar berwarna hitam. Dan anehnya lagi mawar itu, hanya ada dua kuntum. Meski satu pohon, yang lainnya hanya berwarna merah seperti biasa aku jumpai.

Aku kira mawar itu terkena tumpahan cat atau apalah yang membuatnya jadi hitam. Tapi setelah beberapa hari, mawar itu masih ada dan tidak layu. Kalau saja itu terkena cat pasti dalam beberapa jam saja sudah layu. Aku semakin penasaran.

Pada malam harinya aku cerita ke istriku, dan dia tentu saja tak menanggapi dengan serius," Ah, mungkin Mas lagi capek. Sudah sekarang tidur saja. Aku juga sudah capek kok".

Kontrakan baru ini tak membuat perjalanan ke tempat kerjaku menjadi jauh. Saat aku berangkat keja, aku melihat ke arah mawar hitam, bunga itu masih ada. Dan aku mengira, bahwa mawar itu akan hilang sewaktu aku pulang kerja. Karena bukan satu atau dua orang yang lewat sini, hampir seluruh komplek ini selalu lewat sini. Bahkan terkadang ada pedagang keliling yang lewat sini. Dan kira-kira itu lebih dari lima puluh orang perharinya. Apakah mungkin dari lima puluh orang itu tidak ada yang melihat keberadaan mawar hitam di ujung gang ini. Melihat posisi mawar itu cukup terlihat walau hanya sekilas mata.

Entah setan apa yang membuat pikiranku selalau terbayang dan memikirkan mawar hitam itu. Hampir setengah dari jam kerja, aku selalu di buat melamun dan mulai tak intens terhadap pekerjaan.

Ah, aku harus bisa lepas dari pengaruh yang menggoda dan menghabiskan waktu yang seharusnya bermanfaat buatku. Parahnya lagi aku harus lembur kali ini untuk menyelesaikan tugas yang seharusnya telah rampung tadi sore. Capeknya kalau harus lembur.

Setelah semua selesai. Meski badanku mulai capek, aku harus tetap pulang dan biarkan di sambut oleh istriku di rumah nanti. Aku bahagia dan bangga menyebut dia sebagai istriku. Meski tak pernah menyelesaikan bangku perkuliahan, tapi dia cukup mengerti aku. Tak perlulah dia mengerti banyak ilmu, yang pada nantinya dia bakal melupakan aku. Aku tak mau itu terjadi. Aku menyayanginya.

Dan tibalah aku di rumah dengan segala keletihanku. Istriku tersenyum dan berkata," Tumben mau lembur?". Dengan menyium keningnya aku menjawab," Cukup sekali saja aku lembur. Besok tak Lagi aku ulangi. Ya rugi dong, Mah. Masak istri manis-manisnya di sore hari harus aku lewati gara-gara pekerjaan. He..he..". Istriku terlihat masih malu, walau aku hampir tiap hari merayunya. Kemudian berkata," Sudah makan apa belum?". Setelah itu tidak ada lagi percakapan yang perlu di ceritakan di sini. Yang terpenting, kami cukup bahagia menjalani kehidupan ini.

Aku mulai merebahkan tubuhku. Baru aku teringat dengan mawar hitam lagi. Apakah masih ada di ujung gang itu?

* * *

Selamat pagi. Hari ini merupakan hari ke delapan di rumah kontrakan baru. Istriku sudah mengenal beberapa tetangga di komplek ini. Tapi yang lebih dia kenal adalah tukang sayur keliling. Dia memang ibu rumah tangga. Akupun sudah mengenal beberapa orang di pos tempat para bapak beronda. Komplek ini seakan menjadi pilihan yang bagus untuk hubungan aku dan istriku. Mereka semua terlihat ramah namun masih cukup menyenangkan.

Aku kembali kerja seperti hari-hari sebelumnya. Dan aku masih melihat mawar hitam. Lho, mawar hitam masih saja terlihat segar di ujung gang ini. Aku melihat kebelakang, ada rumah tapi sepertinya jarang di tempati atau mungkin itu rumah kosong. Mungkin saja itu kosong, karena itu mawar ini tidak pernah terawat atau di petik. Ah, lebih baik aku segera berangkat kerja dan mulai konsentrasi dengan pekerjaanku.

Aktivitas kerjaku kembali seperti biasa dan mulai tak terganggu kecuali terganggu oleh deadline. Tapi semua bisa teratasi karena memang itu pekerjaanku.

Sore hari aku sudah menyelesaikan semua dan bisa pulang seperti biasa. Saat aku menuju rumah, aku lewat gang yang biasanya dan aku masih melihat mawar hitam. Tapi kali ini aku melihat rumah yang ada di belakangnya, dan ternyata ada orang yang menghuni rumah itu. Aku melihat seorang ibu dan seorang putranya.

Ibu itu melihat kearahku dan tersenyum menyapa, aku membalas sapaannya. Ibu itu tak terlalu tua, bahkan mungkin dia masih berumur di bawahku. Dan tentunya ibu muda lebih manis daripada ibu-ibu tua. Seperti istriku, dia masih muda. Apalagi kami belum dikarunia seorang anak, bisa saja orang yang tidak tahu dia masih gadis. Gadis yang manis.

Aku meneruskan langkahku untuk pulang karena aku tahu istriku pasti menungguku. Tak ku kira rumah yang semula kosong ternyata ada penghuninya. Mungkin saja orang itu jarang kerumah ini, karena mungkin dia punya banyak rumah untuk di huni. Ha..ha..

Sesampai di rumah, aku segera menemui istriku," Mah, hari ini aku capek banget. Bagaimana kalau besok kita jalan-jalan pagi supaya lebih mengenal daerah sini?". Istriku tersenyum, karena biasanya aku selalu menolak untuk jalan-jalan pagi. Dan dia pun berkata," Aku kira kamu mau ngajak berlibur kemana, gitu. Kalau jalan-jalan di daerah sini, aku sudah terlalu sering. Hmm... Tapi, baik kita besok jalan-jalan pagi. Jangan bangun kesiangan lho..."

Masih terlihat shubuh bagiku. Aku dan istriku keluar rumah dan melakukan seperti gerakan senam. Aku menghela nafas dalam-dalam, ternyata begitu segarnya Tuhan menciptakan udara di pagi hari. Kenapa tidak aku jadikan rutinitas saja? Tapi itu hanya terlintas sekali ini saja di pikiranku. Tapi hari ini pikiranku benar-benar bisa segar.

Lalu akulewati rumah di ujung gang ini, dan ingin aku tunjukan kepada istriku tentang mawar hitam itu. " Mah, di sini aku melihat mawar liar berwarna hitam. Tapi yang lainnya berwarna merah seperti biasanya". Kemudian aku mencoba menunjukan tempatnya. Aneh, mawar itu sudah tak ada. Aku mencoba menyibakan ranting-rantingnya, tapi tetap saja tidak ada. Bahkan yang punya rumah di belakang kebun mawar ini keluar dan bertanya ramah," Cari apa Pak?"

Aku kaget dan tersentak. Bingung cari alasan dan akhirnya menjawab," Ah, tidak. Kemarin saya kira ada mawar berwana hitam di sini". Pemilik rumah tersenyum setengah tertawa dia berkata," Bapak ada-ada saja. Ini kan mawar liar, mana mungkin ada yang berwarna hitam. Kalau Jenis lainnya mungkin ada". Istriku pun terlihat malu dan mau mengajakku pulang.

Untuk menutupi rasa malu, aku berkata," Berarti kemarin aku salah lihat. Maaf ya Bu. Oh ya, kami tetangga baru di komplek sini. Rumah yang dekat dengan rumah bertingkat itu rumah kami. Kami kontrak di sana". Perkenalan itu berjalan singkat, aku dan istriku segera beranjak pulang.
* * *


Beberapa bulan. Aku secara pribadi semakin akrab dengan pemilik rumah di belakang taman yang dulu ada mawar hitam. Dia adalah seorang janda dengan seorang anak, bekerja di sebuah koperasi. Setiap aku berangkat dan pulang kerja, kami akan saling menyapa. Dan itu cukup membuat kami sudah tidak saling segan. Aku kira kami adalah teman.

Bahkan di suatu sore saat aku pulang kerja, dia memanggilku," Mas, kesina sebentar. Aku mau minta tolong sedikit". Tentu saja aku tidak menolak panggilannya. Dan segera menemuinya, kemudian dia mengajakku ke dalam rumah. Dia berkata," Tolong, bantu angkat lemari ini kesana ya..." Dan lemari itu pun terangkat oleh kami, meski agak payah aku mengangkatnya.

Aku tanya," Sudah?". Dijawabnya," Sudah cuma itu saja kok. Yang lainnya sudah tak pindahkan sendiri. Maaf ya Mas, sudah ngerepotin padahal Mas kan baru pulang kerja". Dengan sedikit sok gentle aku pun menjawab," Ah, tidak apa-apa kok. Kita kan teman". Begitu aku menyebut kata "teman" seakan ada yang aneh di antara kami.

Dia membawakan segelas minuman segar. Dan aku tidak sadar siapa yang memulai curhat, sehingga kami makin asyik dengan obrolan kami.

Beberapa hari kemudian aku makin dekat dengan janda itu. Aku bisa nyambung kalau bicara sama dia. Dan entah, kami bisa sangat akrab. Tapi keakraban kami ini tentu bukan hal yang baik. Aku menyadari itu, tapi bingung untuk memutuskan akan mengambil jarak dengan dia.

Hingga suatu sore. Aku datang ke janda itu, dan hampir dua jam aku di dalam rumahnya. Aku kira tidak apa-apa selama aku bisa memberi alasan yang tepat kepada istriku. Aku dan janda itu hanya berbagi cerita dan aku mulai lupa dengan jadwal pulang ke rumah. Aku di sadarkan oleh langit gelap dan suara adzan.

Di rumah kontrakan. Istriku menunggu, aku tersenyum dan mencium keningnya. Tiba-tiba saja dia bertanya," Dari mana Mas?". Kenapa aku tiba-tiba saja kaget dengan pertanyaannya itu. Padahal memang seharusnya seorang istri bertanya seperti itu bila suaminya pulang telat. Aku menjawab sedikit ragu," Dari makan dengan teman-teman, lagi ada yang punya hajat".

" Siapa yang punya hajat?", lanjutnya. Aku berbohong," Toni, Mah". Dengan wajah yang penuh amarah istriku berkata," Sejak kapan Toni pindah rumah di gang depan, dan jadi perempuan?! Aku tahu tadi kamu masuk rumah itu Mas. Dulu aku sering diberitahu olh tetangga-tetangga bahwa kamu sering mampir ke rumah janda itu setelah pulang kerja. Tapi aku tidak percaya. Sampai hari ini. Aku melihat kamu masuk ke rumah janda itu. Kebetulan sekali kamu sangat lama di dalam rumah itu, hingga aku bisa pulang dan menangis sepuasku. Setelah aku selesai menangis pun kamu masih belum pulang Mas". Istriku menangis.

Aku berkata," Maaf Mah. Tapi aku tidak bermaksud menyakitimu". Segera di potong oleh istriku," Kamu masuk ke dalam rumah janda itu, aku sudah tersakiti Mas". "Tapi aku hanya membantu dia untuk memindah barang", belaku. " Apa harus selalu pindah barang, bila kamu setiap hari mampir kerumahnya? Aku tahu Mas", dia mulai menyudutkanku. Istriku kelihatanya tak bisa berhenti menangis terisak.

Disela-sela tangisanya dia berkata," Aku mulai mengerti Mas. Ini bukan tentang mawar hitam yang ada di ujung gang yang selalu kamu ingin tunjukan kepadaku. Kamu sudah mengenal janda itu Mas, dan tinggal mencari alasan untuk lebih mengenalnya. Kamu bohong padaku Mas".

Aku masih mendengar tangisan istriku di lorong rumah. Kemudian dengan setengah berteriak dia berkata," Kamu berbohong kepadaku. Ini bukan tentang mawar hitam yang sering kamu ceritakan. Kamu sudah mengenalny sebelum kita pindah kesini, kemudian tinggal cari alasan untuk mendekatinya. Kamu berhasil berbohong padaku. Kamu berhasil".

Ah, aku mengerti sekarang. Ini tentang mawar hitam yang dulu memang telah aku lihat di ujung gang itu, dan kemudian menghilang begitu saja. Tapi aku tidak bisa terima tuduhan tentang perselingkuhan yang tidak pernah aku lakukan. Apakah ini setimpal dengan keberadaan mawar hitam yang aku lihat? Tapi mungkin ini tidak setimpal dengan itu.

Kemudian suasana menjadi hening seolah-olah malaikat sedang melintas diantara kami. Dan aku masih merajut perenungn yang semakin semrawut. Apakah mawar hitam adalah suatu pertanda bahwa aku akan mengalami persoalan yang sebenarnya tidak pernah aku lakukan. Entahlah, tapi itulah kehidupan. Dan aku biarkan semua berlalu diantara malam-malam kami. Biarkan semuanya berjalan atas kehendak Yang Maha Kuasa, dan atas do'a-do'a di malam hariku.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS