selingkuh saja

deru detak jantung,

cepat berirama amarah,

gelisah, ingin lepas dan sudah,

terjang segala dinding tak bertuan hingga bebas.

ingin akhiri dengamu,

meski aku anjing penjaga tuan,

aku tak kuat bila harus setia denganmu,

terlalu tersiksa,

terbungkus kepompong mati,

hanya terlihat riak sungai yang tenang.

puas?

semua kesalahan yang kamu berikan,

aku tak menyesal, makin menjungkal,

buka pintu itu,

kita berpisah saja,

aku tega kamu tega,

tak usah ada peluk resah,

biar gelisah selubungi jalan kita.

aaaaaarrrrrrrgggghhhhhhh..................

Paciran, 26 Mei 2011

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Djaya, Sjuman.2003."AKU: berdasarkan perjalanan hidup dan karya penyair Chairil Anwar". Metafor; Jakarta.



Buku ini merupakan salah satu karya Sjuman Djaya yang menjadi masterpiece. Pertama kali buku ini diterbitkan oleh PT Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 1987. Kemudian cetakan kedua diterbitkan oleh PT Metafor Intermedia Indonesia, Jakarta, Agustus 2003. Cetakan ketiga dan keempat di bulan Oktober 2003, sedngkan cetakan kelima dan keenam di bulan Desember2003. Jarak waktu cetakan kedua hingga keenam sangat dekat hal ini menunjukan bahwa pada tahun itu buku ini menjadi best seller. Hal ini kemungkinan besar di pengaruhi karena buku ini menjadi ikon di dalam sebuah film "Ada Apa Dengan Cinta", sehingga para penikmat film ini mulai mengenal buku ini. Karena film tersebut menjadi sebuah film yang konvensional dan sangat booming, maka banyak penikmat film penasaran dengan buku ini.

"AKU: berdasarkan perjalan hidup dan karya penyair Chairil Anwar" merupakan skenario yang ingin difilmkan oleh Sjuman Djaya (penulis sekaligus sutradara). Namun skenario ini bila difilmkan akan menjadi sebuah film yang tak pernah bisa dinikmati, karena alurnya yang terlihat 'tergesa-gesa'. Maka sudah tepat skenario ini dijadikan sebuah buku, karena kekuatan ceritanya terletak pada tiap kata yang tertulis, bukan terletak pada dialog-dialognya.

"Sebuah studio yang memadai saja tidak akan mungkin ia dapatkan, karena memang tak ada di negeri ini. Oleh karena itu, ia menulis skenario ini dalam gaya yang tumbuh dari kesadaran akan miskinnya fasilitas yang bakal ia hadapi. Tetapi betapapun ia lebih menggeluti alam pikiran dan alam kejiwaan sang penyair daripada alam jasmani kehidupannya, toh, Sjuman tetap mempertegas gambaran bahwajalan hidup dan ungkapan seni sang penyair selalu kontekstual dengan masyarakat pada zamannya", (Pengantar : Rendra, Depok, 1987).

Sesuai dengan judul, buku ini menceritakan tentang perjalanan hidup Chairil Anwar di tahun 1940-1950 dan dilukiskan oleh Sjuman Djayadengan semangat kehidupan di masa itu. Konflik yang terjadi begitu rumit karena permasalahan-permasalahan yang ada selalu berkaitan. Inilah yang menjadi kekuatan buku ini. Disini kita diajarkan, bagaimana mencari diri sendiri, meletakan diri, menunjukan hasrat, dan bangga dengan kehidupan yang kita miliki. Bila Anda membaca buku iuni, maka Anda akandibawa kesebuah kehidupan di masa-masa penjajahan Jepang pada Indonesia.

Itulah pengamatan saya pada buku " AKU : berdasarkan perjalanan hidup dan karya penyair Chairil Anwar". Dan selamat membaca!!!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Do'a Setan Di Bulan Ramadhan

Ya Allah,
mengapa Engkau jadikan,
setahun sebelas bulan,
untuk kami?,
sedang hamba-hamba lain,
dua belas bulan setahun.
inikah keadilan-Mu?

Ya Allah,
ijinkanlah kami,
menyelimuti manusia hina,
dengan butiran cinta,
karena aku adalah kekasihnya.

Ya Allah,
jadikanlah siang seperti perisai,
dan malam adalah pedang,
kan ku lindungi kemunafikan,
serta ku potong leher keimanan.

Ya Allah,
bila kami terlalu meminta,
biarkanlah,
karena kepada-Mu,
sebaik-baiknya tempat meminta.

Ya Allah,
kami tahu Engkau Maha Mendengar,
maka wujudnyatakanlah,
do'a kami.

Amien.

Paciran,120909


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Asriani BAB 1

BAB 1

Seorang pemuda duduk di bawah temaram rembulan dengan tangis mendera. Kemudian rintihan-rintihan panjang terdengar dibisikan ke dalam nurani alam.

"Telah lama aku terdiam tentang perasaanku yang aku pahami sebagai cinta. Mencoba menidurlelapkan setiap nafas rindu sehingga menjadi keharuan serta tangisan jiwa. Setiap gelombang cemburu menerjang menjadi luka, aku mencoba tegar dengan segala kepatuhan akan kehidupan bernorma. Mungkin ketulusan cinta akan begitu berarti bila kebebasan mengungkap tabir biru di hati.

"Bila sisa tangis menjadi begitu sangat berarti dihidupku, kenapa aku tak pernah mencoba untuk lepas dari ketergantungan ini. Aku tak ingin kesedihan adalah selimut ditiap tidur malamku. Aku ingin mencoba, tapi hati menjadi begitu kecil, menciut dalam kebimbangan yang tak pernah aku mengerti. Aku selalu terluka pada kedaan seperti ini.

"Aku mencintai seorang wanita yang mengusik dan menyayat hati bila aku merindu inginkan pandangi wajahnya. Kenapa aku harus mencinta bila kebodohan untuk mengungkapkan menjadi benteng yang kokoh dan memenjarakan rasa? Aku terus melangkah tanpa ketahui ujung dan arah kemana untuk aku singgahi. Bila aku daun, maka aku adalah yang kering terbuang lesu, terhempas angin, dan menghilang tanpa bekas.

"Dalam kejauhan pikiran, aku memahami tentang ketidakabadian yang akan kekal dalam hidup di dunia ini. Semua akan termakan waktu yang selalu berjalan atas kehendak Sang Kuasa. Oh Tuhan, betapa rapuhnya nyali ini, sehingga tak sanggup menahan belain cinta yang seharusnya begitu lembut. Tolonglah aku untuk merajut semua keberanian ungkapkan keinginan memilikinya.

"Pernah aku kaburkan keinginan, tapi membuat hatiku makin jelas melihat manis ayunya. Kapan harus berakhir untaian kegelisahan ini?

"Dari ribuan hari yang telah aku lalui, tak pernah aku meraskan sejuknya melihat wanita yang sedang bercanda dengan teman sebayanya. Entah, segala tingkah lakunya seakan memanggil batinku untuk terus memandang dan menikmati keadaan itu. Tanpa sadar aku berdo'a untuk bisa mengenalnya, dan berbagi tawa yang sempurna. Tapi tiba-tiba niatku luruh ketika melihat sesosok orang tua yang dengan kasar menyuruhnya meninggalkan keramaian bersama temannya. Bahkan teman-teman wanita itu di usir bagaikan ayam yang mengotori taman.

"Setengah tak mengerti, tapi aku yakin keadaan yang seperti itu akan membuat hati semua orang tersakiti. Mengapa ayah dari wanita yang menghabiskan waktuku untuk memandangnya punyai seorang ayah bertabiat buruk.

"Aku terus belajar untuk mendekatinya, dan hampir tak ada sela untuk menjadi kesempatanku. Hanya keajaiban dari Tuhan yang bisa menolongku saat ini. Iya, hanya itu yang bisa aku harapkan.

"Ternyata harapan-harapanku tak pernah menjadi kenyataan hanya menjadi kepahitan yang tak bisa aku telan bahkan hampir memuntahkan seluruh isi jiwaku yang selalu terbelenggu dengan kesendirian. Setiap waktu terlewati dengan segala penyesalan hidup yang tak berhenti.

"Dan sekarang aku hanya berharap bisa melupakan semua yang pernah aku rasakan dengan kenangan tentang gadis itu. Gadis yang selalu termenung di atas cendela yang megah namun yang memenjarakannya. Aku harus berani menghadapi rintihan-rintihan yang akan selalu menerjangku di tiap malam-malam yang menaungi. Aku harus perjuangkan semua agar aku selalu kuat dan akhirnya bisa melupakannya. Maafkan aku wahai gadis yang termenung di cendela, karena aku telah mencintaimu dengan diam-diam".

Dan sang pemuda yang bernama Hasan itu terlelap diasuhan malam. Setelah semua yang dilalui cukup melelahkan batinnya, saat ini biarkan dirinya dibelai hangatnya udara malam dan biarkan mimpi-mimpi menjadikan pendewasaan yang harus dilalui. Bila malam ini dia perdengarkan rintihan-rintihan yang memilukan, maka do'akanlah dia esok menjadi lebih baik.

Hasan bukanlah pemuda yang belajar dari rasa manja dan diasuh dari kegelimangan harta, melainkan kepalan tangan-tangan baja yang tak pernah letih dari hari ke hari mencari sesuap nasi yang menimangnya setiap hari. Maka tak heran bila sebuah apel adalah makanan termahal yang pernah dijejalkan ke dalam perutnya. Tak heran pula bila tumpukan-tumpukan kayu bakar yang selalu menyelimuti tidur dan mimpinya.

Tapi bukan berarti semua bentuk keterbatasannya menjadi alasan untuk menghentikannya berangan dan bercita-cita. Bukan hal mustahil, bila cita-citanya menjadi seorang pedagang kayu terkaya di sebuah desa menjadi nyata, karena dia telah berguru pada orang yang tepat. Guru yang mampu membuat semua orang berkepala seorang insinyur meski tak berijasah. Guru yang iba karena melihat kegigihan Hasan dalam menimba ilmu yang tak pernah letih ini mengajarkan banyak hal tentang hidup.

Hasan adalah kebaikan, maka biarkanlah dia melakukan hal-hal yang baik dan biarkanlah mata kita memandangnya dengan baik.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Perasaan Gila

Berjalan gagah,
layak tak punya salah,
menghempas,
menerjang, membuang,
terus diam.

Diantara tirani,
buta tak mendengar,
meski terlanjur,
tak perlu jujur,
diam itu emas.

Diam itu nyawa.

Arungi sepanjang mungkin,
kelembutan amunisi,
desing memeka,
tak surut nyali kecil.

Hanya diam.

Bukan ketakutan akan akhir,
tapi hidup sedikit lama,
adalah alasan tepat.

Diam.

Kemmudian saat semua terlelap,
kejutkan,
dengan jerit kesakitan,
teriak "kenapa?
malam begitu hening?".

Inilah saat-saat untuk menjadi gila.

Paciran,061009

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS